2.1. Pengenalan Sorbitol
2.1.1. Sejarah
Sorbitol
Sorbitol
pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dari Perancis yaitu Joseph
Boosingault pada tahun 1872 dari biji tanaman bunga ros. Proses hidrogenasi
gula menjadi sorbitol mulai
berkembang pada tahun 1930. Pada tahun 1975 produsen utama sorbitol adalah Roguette Freres dari
Perancis. Secara alami sorbitol juga dapat dihasilkan dari berbagai jenis buah.
Sorbitol dinyatakan GRAS
(Generally Recognized As Safe) atau secara umum dikenal sebagai produk yang
aman oleh U.S. Food and Drug Administration dan disetujui penggunaannya oleh
Uni Eropa serta banyak negara di seluruh dunia. Mencakup Australia, Austria,
Kanada dan Jepang (Suara merdeka, 2008). Produksi sorbitol lokal selain untuk pemasaran dalam negeri juga sebagian
besar untuk diekspor. Ekspor sorbitol sejak tahun 1989 hingga tahun 1992
cenderung mengalami penurunan, hal ini diakibatkan semakin meningkatnya
permintaan dalam negeri. Walaupun ekspor terus ditingkatkan namun hingga saat
ini Indonesia masih terus melakukan impor. Sorbitol atau dikenal juga hexitol dengan rumus kimia C6H14O6.

Gambar
2.1. Struktur Kimia Sorbitol
Sorbitol adalah senyawa monosakarida
polyhidric alcohol. Nama kimia lain dari sorbitol adalah hexitol atau glusitol
dengan rumus kimia C6H14O6. Struktur
molekulnya mirip dengan struktur molekul glukosa hanya yang berbeda gugus
aldehid pada glukosa diganti menjadi gugus alkohol. Sorbitol pertama kali ditemukan dari juice Ash berry (Sorbus
auncuparia L) di tahun 1872. Setelah itu, sorbitol banyak ditemukan pada buah-buahan seperti apel, plums,
pears, cherris, kurma, peaches, dan apricots. Zat ini berupa bubuk kristal
berwarna putih yang higroskopis, tidak berbau dan berasa manis, sorbitol larut
dalam air, gliserol, propylene glycol, serta sedikit larut dalam metanol,
etanol, asam asetat, phenol dan acetamida. Namun tidak larut hampir dalam semua
pelarut organik. Sorbitol dapat
dibuat dari glukosa dengan proses hidrogenasi katalitik bertekanan tinggi. Sorbitol umumnya digunakan sebagai
bahan baku industri barang konsumsi dan makanan seperti pasta gigi, permen,
kosmetik, farmasi, vitamin C, dan termasuk industri textil dan kulit (Othmer,
1960).
Sorbitol, juga
dikenal sebagai glucitol, adalah alkohol
gula , yang tubuh manusia memetabolisme
perlahan. Hal ini
dapat diperoleh dengan reduksidari glukosa,
mengubah aldehida kelompok mengubah ke hidroksil kelompok. Sorbitol
ditemukan dalam apel, pir, persik, dan buah prune. Hal ini
disintesis oleh sorbitol-6-fosfat dehidrogenase, dan diubah menjadi fruktosa
oleh dehidrogenase suksinat dan sorbitol
dehidrogenase . Dehidrogenase
suksinat adalah kompleks enzim yang berpartisipasi dalam dengan asam sitrat siklus.
2.1.2.
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Sorbitol
A. Sifat
Fisika Sorbitol
- Specific gravity :
1.472 (-5oC)
-
Titik lebur :
93 oC (Metasable form)
97,5 oC (Stable form)
-
Titik didih :
296oC
-
Kelarutan dalam air : 235
gr/100 gr H2O
-
Panas Pelarutan dalam air : 20.2
KJ/mol
-
Panas pembakaran : -3025.5
KJ/mol
B.
Sifat Kimia Sorbitol
- Berbentuk kristal pada suhu kamar
- Berwarna putih tidak berbau dan berasa manis
- Larut dalam air,glycerol dan propylene glycol
- Sedikit larut dalam metanol, etanol, asam asetat dan phenol
- Tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik
2.1.3. Manfaat
Penggunaan Sorbitol
A. Keuntungan Fungsional
Sorbitol digunakan sebagai Humektan dalam
berbagai jenis produk untuk perlindungan terhadap hilangnya kadar air.
Kemampuannya menstabilkan kadar air dan sifat-sifattekstur sorbitol dimanfaatkan
dalam produksi permen, makanan yang dipanggang dancokelat di mana produk
cenderung menjadi kering atau mengeras. Kemampuannya menstabilkan kadar air
dapat melindungi produk ini dari pengeringan dan menjagakesegaran awal mereka
selama penyimpanan.Sorbitol sangat stabil dan tidak reaktif secara kimia.
Sorbitol dapat menahan temperatur tinggi dan tidak ikut bereaksi
dalam reaksi Maillard (kecoklatan). Hal ini menguntungkan, misalnya, dalam
produksi kue di mana warna segar diinginkan tanpamunculnya kecoklatan yang
diinginkan. Sorbitol juga mengkombinasikan dengan baik dengan bahan
makanan lain seperti gula, gelling agen, protein dan lemak nabati.
Sorbitol berfungsi dengan baik di banyak produk makanan seperti permen
karet, permen, makanan pencuci mulut beku, kue-kue, serta produk perawatan
mulut, termasuk pastagigi dan obat kumur.
B. Tidak menimbulkan Karies gigi
Poliol, termasuk sorbitol,
tahan terhadap metabolisme oleh bakteri mulut yang memecahgula dan pati untuk mengeluarkan asam yang
dapat menyebabkan rongga atau mengikisenamel gigi. Oleh karena itu, sorbitol
bersifat non-cariogenic. Kegunaan poliol, termasuk sorbitol, sebagai
alternatif untuk gula dan sebagai bagian dari program yangkomprehensif termasuk
kesehatan gigi yang tepat telah diakui oleh American DentalAssociation. FDA
telah menyetujui penggunaan “tidak menyebabkan kerusakan gigi” merupakan klaim
kesehatan dalam pelabelan untuk makanan bebas gula yangmengandung sorbitol atau
poliol lain.Digunakan sebagai diet bagi penderita diabetes. Pengendalian gula
darah, lipid dan berat badab adalah tiga tujuan utama pengelolaan diabetes hari
ini. Sorbitol diserap perlahan-lahan. Oleh karena itu, ketika sorbitol digunakan,
kenaikan glukosa darah dan respon insulin yang terkait dengan konsumsiglukosa
dapat dikurangi secara signifikan. Pengurangan nilai kalori (2,6 kalori
per gramversus 4,0 untuk gula) dari sorbitol adalah konsisten dengan tujuan
pengendalian berat badan. Produk pemanis dengan sorbitol di tempat gula
mungkin berguna dalam menyediakan lebih banyak jenis dikurangi kalori dan pilihan bebas
gula untuk penderitadiabetes.
Menyadari bahwa diabetes adalah rumit dan persyaratan untuk manajemen
dapat bervariasi antara individu, manfaat sorbitol harus didiskusikan
antara individu dan penyedia layanan kesehatan mereka. Makanan manis
dengan sorbitol mungkinmengandung bahan-bahan lain yang juga memberikan
kontribusi kalori dan nutrisilainnya. Ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan
makan.Metabolisme dalam TubuhSorbitol diserap tubuh secara tidak sempurna
(sekitar 50-79% diserap) sehingga tidak meningkatkan level insulin
sebanyak gula, juga tidak menimbulkan kerusakan gigi. Absorbsi sorbitol dapat
meningkat apabila terdapat glukosa dalam campuran makananatau hasil hidrolisis
maltitol. Presentase sorbitol yang dapat dimetabolisme hanya 10-20%dari
sorbitol yang dicerna. Sorbitol tidak dapat dicerna di usus kecil setelah
mencapaikolon, akan terfermentasi oleh bekteri di kolon untuk menghasilkan asam
lemak jenuhrantai pendek seperti asam asetat, propionate dan asam butirat
serta gas seperti hidorgendan metan. Asam lemak jenuh rantai pendek diabsorbsi
dan memberikan energi pada tubuh. Gas ini dapat menimbulkan flatulensi, kram
perut, kembung dan diare.
2.2. Proses Pembuatan Sorbitol
Bahan baku produksi sorbitol adalah
tepung singkong. Tanaman singkong sangat bagus pertumbuhannya di Indonesia. Hal
itu dikarenakan tanaman singkong tidak membutuhkan lahan yang luas dalam proses
produksinya dan tidak memakan waktu yang lama untuk memperoleh hasilnya. Singkong
mengandung beberapa zat yang digunakan dalam proses produksi sorbitol, antara
lain :
-
Pati :
87,87 %
-
Lemak :
0,51 %
-
Protein :
1,60 %
-
Air :
7,80 %
-
Abu :
2,22 %
Proses pembuatan sorbitol bisa dilakukan dengan
berbagai cara dan bahan baku yang digunakan juga bermacam-macam, dengan kondisi
operasi dan konversi yang berbeda. Macam-macam proses pembuatan sorbitol dari
sirup glukosa:
1. Proses reduksi elektrolitik.
2.
Proses hidrogenasi katalitik.
1. Proses Reduksi Elektrolitik
Bagian
utama dari proses ini adalah ”elektrolitik cell” yang merupakan tempat
terjadinya reduksi D-glukosa menjadi sorbitol.
Biasanya pada bagian ini dilengkapi dengan sumber arus yang tidak berfluktuasi.
Elektroda yang dipakai adalah amalgam sebagai katoda dan timbal sebagai anoda,
sedangkan larutan yang dipakai NaOH dan Na2SO4. Pada
prinsipnya glukosa akan direduksi dengan H2 sebagai hasil proses elektrolisis
diatas. Dari proses diatas akan dihasilkan sorbitol.
2. Proses
Hidrogenasi Katilitik
Proses pembuatan sorbitol dengan
hidrogenasi katalitik dilakukan dengan cara mereaksikan dextrosa dan gas
hirogen bertekanan tinggi dengan menggunakan katalis Raney nickel dalam
reaktor, sehingga kontak yang terjadi semakin baik.
Deskripsi Proses
Proses
hidrogenasi katalitik terdiri dari beberapa tahap:
1. Tahap
pencampuran bahan baku
2. Tahap
reaksi hidrogenasi
3. Tahap
pemurnian dan pemekatan
Proses
reaksi dilakukan secara kontiniu, tekanan 68 atm dan temperatur 145oC, didalam
reaktor dilengkapi dengan pengaduk, sparger gas H2, serta coil yang bisa
dilalui steam pemanas sekaligus air pendingin.
1). Tahap
Pencampuran Bahan Baku
Pada
tahap ini, bahan baku berupa sirup glukosa disimpan dalam tangki penampung
(tangki bahan baku F-101). Konsentrasi dari sirup glukosa telah memenuhi
standar yaitu 46-50% dan pH 7. Sirup glukosa dialirkan dari tanki bahan baku
menuju Heat Exchanger (L-106) dengan menggunakan pompa (L-106) yaitu bertujuan
untuk memanaskan terlebih dahulu temperatur bahan baku tadi dari + 30oC menjadi
100oC dengan media pemanas berupa steam. Kemudian sirup glukosa panas tadi
ditarik lagi dengan pompa (L-107) dan dialirkan dengan tekanan yang lebih
tinggi yaitu 68 atm menuju reaktor hidrogenasi. Pada saat yang sama hidrogen
dari tanki penyimpanan (F101) juga dialirkan dengan menggunakan kompressor
(C-103) melewati heat exchanger (E-102) diharapkan temperaturnya 100oC,
sehingga kedua reaktan tersebut bertemu pada titik pencampur pada temperatur
yang sama 100oC dan tekanan yang sama 68 atm. Dan selanjutnya kombinasi kedua
reaktan tadi mengalir menuju reaktor hidrogenasi.
2). Tahap
Reaksi Hidrogenasi
Dimana
pada tahap ini terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2 menghasilkan
sorbitol. Hidrogen dan sirup glukosa yang telah dipanaskan dan dinaikkan
tekanannya masuk ke dalam reaktor dan akan melewati partikel-partikel halus
dari katalis yang tersusun fix bed di dalam reaktor. Reaksi ini dinamakan
hidrogenasi katalitik karena menggunakan katalis Raney nickel untuk mempercepat
reaksi yang memiliki kadar 95,5% Alloy. Mekanisme reaksi adalah:

Dari
reaksi diatas akan diperoleh produk berupa sorbitol, dan terdapat kandungan air, maltosa, dekstrin dan sisa
hidrogen. Setelah reaksi, produk tadi keluar melalui outlet reaktor dan akan
diturunkan tekanannya dengan menggunakan reducer (X-202) hingga tekanan
mencapai 10 atm. Setelah itu campuran produk tadi akan mengalami proses
pendinginan melalui cooler (E-301) hingga temperatur outlet 90oC. Setelah itu
larutan campuran produk tadi akan masuk ke tahap pemurnian.
3). Tahap
Pemurnian dan Pemekatan
Pada
tahap ini akan dilakukan pemurnian sorbitol dan pemurnian dari gas hidrogen
sisa untuk di daur ulang kembali. Setelah melewati cooler campuran produk tadi
akan masuk menuju Separator-Flash Drum (D-302) untuk memisahkan campuran gas
hidrogen dari liquid campuran produk sorbitol. Hidrogen yang telah terpisah
akan masuk ke unit pressure swing
adsorption (PSA) (D-401 dan D-402) untuk dimurnikan kembali, dimana
impuritis gas hidrogen tadi akan tertahan di adsorber, sehingga diperoleh
hidrogen yang lebih murni. Setelah dimurnikan, hidrogen tadi akan dialirkan
dengan menggunakan blower (G-403) menuju kompressor (C-103) untuk dipergunakan
kembali sebagai reaktan. Sedangkan campuran sorbitol yang keluar dari bottom
separator diturunkan terlebih dahulu tekanannya hingga 1 atm lalu dialirkan
dengan pompa (L-304) menuju Evaporator (V-501).
Proses
evaporator ini bertujuan untuk memekatkan larutan sorbitol. Larutan sorbitol
yang masuk ke evaporator akan diuapkan kadar airnya pada kondisi operasi
tekanan 1 atm dan temperatur 110oC. Pada tahap ini air yang terkandung di dalam
inlet evaporator akan diuapkan sebanyak 20%. Selanjutnya larutan sorbitol
dialirkan oleh pompa (L-502) menuju tanki penyimpanan produk.
Perbandingan
proses antara reduksi elektrolitik dan
hidrogenasi katalitik
A. Reduksi
Elektrolitik
-
Bahan bakunya Glukosa
-
Konversi reaksinya rendah
Dalam
proses produksi membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai produk yang
diinginkan sehingga proses ini jarang digunakan dalam proses industri.
-
Kualitas produk rendah
Untuk
bahan baku dari sirup glukosa produk yang dihasilkan kurang bagus. Hal itu
disebabkan oleh lamanya proses produksi yang mengakibatkan penurunan terhadap
hasil produksi.
-
Segi ekonomi :
harganya mahal
Harga
mahal diakibatkan oleh kesulitan dan kewalahan dalam memproduksi bahan baku dan
hasil akhir yang kurang bagus membuat proses ini sangat jarang digunakan.
B. Hidrogenasi
Katalitik
-
Bahan bakunya glukosa
-
Konversi reaksinya tinggi
Dalam
proses ini, waktu yang dibutuhkan pada tahap proses hidrogenasi lebih sedikit
untuk mencapai hasil sehingga produk yang dihasilkan maksimal.
-
Kualitas produk tinggi
Bila
dibandingkan dengan proses reduksi, produk sorbitol yang dihasilkan lebih
bagus. Bahan tambahan seperti gas hydrogen dan katalis nikel mudah dijangkau
dan murah serta efektif.
-
Segi ekonomi :
harganya murah
Dari perbandingan kedua proses tersebut, yang paling sering
digunakan dalam skala industri adalah proses hidogenasi katalitik. Hal itu
disebabkan oleh reaksi hidrogenasi yang terjadi. Reaksi tersebut tidak
membutuhkan waktu yang lama dan katalis yang digunakan mudah didapat dan
harganya murah.
2.3. Produk
Industri
- Bidang makanan
Ditambahkan
pada makanan sebagai pemanis dan untuk memberikan ketahanan mutu dasar yang
dimiliki makanan tersebut selama dalam proses penyimpanan. Bagi penderita
diabetes, sorbitol dapat dipakai sebagai bahan pemanis pengganti glukosa,
fruktosa, maltosa, dan sucrosa. Untuk produk makanan dan minuman diet, sorbitol
memberikan rasa manis yang sejuk di mulut.
-
Bidang Farmasi
Sorbitol merupakan bahan baku vitamin
C dimana dibuat dengan proses fermentasi dengan bakteri Bacillus suboxidant.
Dalam hal lain, sorbitol dapat digunakan sebagai pengabsorpsi beberapa mineral
seperti Cs, Sr, F dan vitamin B12. Pada konsentrasi tinggi sorbitol dapat
sebagai stabilisator dari vitamin dan antibiotik.
-
Bidang Kosmetik dan pasta gigi
Penggunaan
sorbitol sangat luas di bidang
kosmetika, diantaranya digunakan sebagai pelembab berbentuk cream untuk
mencegah penguapan air dan dapat memperlicin kulit. Untuk pasta gigi, sorbitol dapat dipergunakan sebagai
penyegar atau obat pencuci mulut yang dapat mencegah kerusakan gigi dan
memperlambat terbentuknya karies gigi.
-
Industri Kimia
Sorbitol
banyak dibutuhkan sebagai bahan baku surfaktan seperti polyoxyethylene Sorbitan
fatty acid Esters dan Sorbitan fatty Acid Esters. Pada industri Polyurethane,
sorbitol bersama dengan senyawa polyhidric alcohol lain seperti glycerol
merupakan salah satu komposisi utama alkyl resin dan rigid polyurethane foams.
Pada industri textil, kulit, semir sepatu dan kertas, sorbitol digunakan
sebagai softener dan stabilisator warna. Sedangkan pada industri rokok sorbitol
digunakan sebagai stabilisator kelembaban, penambah aroma dan menambah rasa
sejuk.
Aplikasi lain, sorbitol digunakan sebagai
bahan baku pembuatan vitamin C. Negara-negara barat mengaplikasikan sorbitol
sebagai bahan baku pembuatan vitamin C.